Managemen Pendakian
Inilah hal
paling penting dalam suatu pendakian gunung. Jika kita punya kemampuan mendaki
yang hebat serta alat alat gunung yang canggih tapi tidak bisa merencanakan
pendakian dengan baik sama saja seperti Tentara yang tak tau kapan harus
menggunakan senjatanya. Kesuksesan suatu pendakian gunung sangat bergantung
pada perencanaan pendakian.
Terkadang kita ingin mendaki gunung
tapi tidak punya alat alat yang lengkap, terkadang kita ingin mendaki gunung
tapi fisik kita tak terlalu kuat, Perencanaan pendakian anda lah yang bisa
mengatasi hal itu.
Saya rasa bukan masalah besar jika
kita tidak punya tenda untuk mendaki gunung. Berarti anda harus mencari
informasi tentang kondisi pos pos yang ada di gunung tersebut. Pos yang
mempunyai atap akan menjadi tempat camp anda malam itu
Tenda adalah alat yang melindungi
kita dari angin dan hujan agar tidak kedinginan. Jadi kalau kita tak membawa
tenda kita harus mempersiapkan sesuatu untuk mengatasi rasa dingin yang luar
biasa. Jika kita tidak membawa tenda kita wajib membawa Sleeping Bag, matras,
ponco serta jaket yang lebih tebal dari biasanya. Terkadang pisau bisa membunuh
lebih banyak orang daripada pistol, tergantung pada siapa penggunanya. Sama
halnya dengan cara kita memanfaatkan peralatan pendakian sebaik mungkin
Jika dingin mulai menyentuh kulit
kita yang terbalut jaket tebal dalam SB berarti kita harus memanipulasi senjata
kita dengan sedikit kecerdasan. Panaskan air lalu masukkan ke dalam botol dan
masukkan botol tersebut ke dalam SB. Panas yang ada dalam botol akan berpindah
ke udara yang ada di dalam SB sehingga SB kita terasa lebih hangat
Alangkah baiknya jika kita tau kekuatan fisik kita sebelum merencanakan
pendakian sehingga rencana kita bisa sesuai dengan kemampuan fisik kita. Dalam
1 hari berapa jam anda mampu berjalan, berapa liter air yang anda habiskan dan
berapa jumlah minimal makanan yang anda konsumsi. Sehingga kita bisa
merencanakan waktu, air dan logistik secara efektif
Kita tidak akan membuat perjalanan
sepanjang 10 jam jika kita hanya mampu berjalan 8 jam per hari. Kita akan
membuat camp terlebih dahulu dan melanjutkan perjalanan esok.
Kita harus mencari data lengkap
tentang gunung yang akan kita daki. Jarak antar pos dan waktu tempuhnya beserta
hal hal lainya. Misalnya jika kita akan mendaki gunung Semeru kita harus
memperhitungkan transportasi dari Tumpang ke ranupane yang mana kita akan naik
mobil sayur yang hanya ada pada waktu pagi hari. Kan konyol rasanya jika kita
sampai di tumpang jam 9 pagi dan terpaksa bermalam di situ sambil menunggu pagi
berikutnya
Lain halnya dengan gunung latimojong,
transportasi menuju basecamp latimojong (Desa Pasui - Rantelemo ) hanya ada
waktu hari pasar yaitu hari senin dan kamis. Jika kita sampai di sana hari
jumat kita akan terkatung katung menunggu hingga hari senin
Usahakan tempatkan perjalanan yang
paling panjang pada hari pertama karena fisik kita masih segar. Jadi usahakan
perjalanan pertama adalah yang paling jauh. Berjalanlah sejauh mungkin dan
selama mungkin karena hari hari berikutnya kita tidak akan se bugar ini lagi.
Jangan terlalu sering camp di gunung
karena itu hanya akan membuat perbekalan anda bertambah berat. Jika tas kita
semakin berat maka kita akan berjalan semakin lambat. Lebih baik kita berjalan
cepat dengan beban ringan sehingga bisa mendaki dengan cepat tanpa sering camp
Lamanya pendakian berhubungan erat
dengan bekal yang akan kita bawa. Semakin lama kita di gunung maka bekal
pendakian kita akan semakin banyak. Pilihanya hanya ada 2, yang pertama membawa
banyak barang, kita jalan dengan pelan dan kita lama di gunung. Yang ke 2
membawa sedikit barang, kita jalan dengan cepat dan kita tak perlu lama lama di
gunung. Kita menentukan pilihan berdasar pada tujuan pendakian kita. Jika
tujuanya memang untuk piknik maka pakai saja pilihan pertama. Jika tujuanya
untuk Expedisi sebaiknya pakai pilihan ke 2
Kita juga harus membaca kondisi alam
untuk merencanakan waktu pendakian. Umumnya pendaki akan sampai di puncak pada
pagi hari sekitar jam 6 sampai jam 10. Biasanya jam 10 lebih kawasan puncak
akan mulai berkabut dan badai
Satu lagi yang tak kalah penting,
kita juga harus menghormati mitos yang beredar di gunung. Misal jika kita
mendaki gunung argopura kita tidak boleh melakukan perjalanan pada malam hari
karena banyaknya gangguan dari makhluk halus. Sebaiknya hormati itu
Kesimpulanya dalam merencanakan waktu pendakian kita harus
memperhitungkan Ketersediaan transportasi, Waktu tempuh gunung, Kemampuan
tempuh team, tujuan pendakian dan Kondisi alam
Setelah waktu ditentukan maka kita akan
membawa jumlah air dan logistik sesuai dengan lamanya waktu pendakian
Kita tidak akan membawa air sebanyak
15 Liter jika kita hanya membutuhkan air 5 Liter saja. Kita juga harus
menyediakan air untuk berjaga jaga dari kemungkinan terburuk tapi bukan sebanyak
10 Liter. Membawa sia sia air sebanyak 10 Liter adalah musibah terburuk anda
Kita juga harus membawa logistik se
efektif mungkin. Tapi Alangkah baiknya jika kita sudah mempersiapkan menunya
sejak awal. Pagi hari pertama kita akan makan Nasi dan Sarden, Siang hari
pertama kita akan makan Mie Instan, Malam hari pertama kita akan makan Nasi dan
Sosis. Jadi kita tau apa saja yang akan kita bawa beserta jumlahnya. Jangan
lupa bawa logistik cadangan untuk menghadapi kemungkinan terburuk. Kita juga
harus pintar pintar menyusun menu. Kita harus makan nasi sebagai penghasil
tenaga utama sebelum melakukan summit attack (Perjalanan terakhir menuju puncak
dan biasanya perjalanan paling berat). Usahakan menunya variatif, Jika pagi
kita makan nasi mungkin siang kita bisa makan mie ato roti lalu kembali makan
nasi pada malam harinya agar gizi kita terjaga
Berbicara masalah gizi kita juga
harus memperhitungkan kandungan yang ada dalam makanan. Saya lebih baik makan
roti daripada mie instan karena roti dapat memberi karbohidrat lebih besar
daripada mie. Karbohidrat adalah penghasil tenaga bagi tubuh. Fungsi mie hanya
memberi rasa kenyang pada perut bahkan terkadang malah menjadi beban dalam
perut
Setelah kita menyusun jadwal
pendakian, peralatan, air dan logistik yang akan kita bawa sebaiknya kita juga
menyediakan Plan B, plan C, plan D dst untuk menghadapi kemungkinan terburuk
yang akan di hadapi
Logistik, air dan peralatan bergantung pada waktu pendakian. Sedangkan
waktu pendakian bergantung pada faktor alam.
Misalnya jika kita sedang mendaki
gunung semeru. Kita tidak boleh berada di puncak semeru jam 10 lebih karena
angin bergerak ke arah puncak membawa racun dari kawah jonggringsaloka.
Parahnya lagi jika pada waktu pagi hari terdapat kabut yang tebal kita tidak akan
bisa membedakan yang mana letupan kawah beracun dan yang mana kabut. Ketika
cuaca buruk banyak pendaki yang menunggu berhari hari di pos kalimati untuk
melakukan summit attack ke puncak. Tentu saja hal itu akan merusak rencana yang
telah kita buat dengan matang. Kita tidak akan bisa sampai ke puncak jika tidak
memiliki plan A, plan B plan C dan Plan D
Jika merencanakan pendakian ibarat merencanakan sebuah misi penyerangan.
Kita harus membawa amunisi sesuai dengan tempatnya. Kita tak akan menggunakan
bom untuk peperangan di tambang minyak, kita tidak akan menggunakan pisau untuk
menyerang sebuah Tank. Kita juga harus tau kapan kita harus menggunakan pisau,
senapan atau bom. Dan yang terpenting adalah tangan yang memegang senjata,
bukan senjata apa yang kita pegang
Di Tulis Oleh : Adriyano Louizzao
Sangat bermanfaat sekali mas.. baru saja turun dari Gunung lawu dan gagal melakukan Summit Attack karena tdk memperhitungkan perencanaan pendakian sebelumnya.. ditambah faktor alam dengan hujan lebat yang mengguyur kami... setelah membaca artikel ini kami sadar bahwa apa yg kami lakukan barusan adalah sangat keliru dengan tanpa melakukan perencanaan pendakian..
BalasHapusArtikel yg keren, sangat berguna bagi calon pendaki yg blm paham bgmn mendaki dg baik. minta ijin share di fb ya. thx
BalasHapus