MAPALA SHERPA GEODESI UNDIP

Biro Mahasiswa Pecinta Alam Teknik Geodesi FT Undip

PENGENALAN ALAM CALON ANGGOTA

Pengenalan Alam di Gunung Ungaran sebagai sarana untuk memperkenalkan dengan dunia kepecintaalaman terutama pendakian.

MAPALA SHERPA GEODESI UNDIP

Biro Mahasiswa Pecinta Alam Teknik Geodesi FT Undip

EKSPEDISI DATUM GENUK 1870

Ekspedisi yang bertujuan untuk mencari kembali Datum atau titik referensi geodetik di Gunung Genuk, Jepara.

Sabtu, 24 November 2012

Dampak Positif Dan Negatif Pendakian Massal



Pada era sekarang ini kegiatan mendaki gunung sudah sangat tenar di masyarakat. Hal ini terbukti dengan jumlah pendaki gunung yang terus meningkat setiap waktu. Para pendaki gunung juga terdiri dari bermacam macam kalangan, mulai dari mahasiswa, siswa SMA & SMP sampai organisasi karang taruna dan masih banyak lagi. Latar belakang itulah yang mendasari awal mulanya diadakan pendakian massal. Pendakian massal pada awalnya di dasari oleh keinginan mendaki bersama sama dengan para pendaki lain agar kita saling mengenal.

Tapi seiring perkembangan jaman banyak tujuan lain yang tidak seharusnya melekat pada pendakian massal. Pada era sekarang ini sangat banyak organisasi yang mengadakan pendakian massal dengan berbagai macam kepentingan. Pendakian massal dijadikan alat promosi produk outdoor agar bisa memperoleh lebih banyak peminat. Hal itu sebenarnya sah sah saja asal tidak melupakan tujuan utama dari pendakian massal. Di sisi lain bahkan ada yang mengadakan pendakian massal dengan tujuan utama mengeruk keuntungan berupa materi. Hal itu wajar saja karena memang kegiatan mendaki gunung pada era sekarang telah menjadi industri yang menguntungkan bagi pihak pihak tertentu.

Beberapa tahun silam saya pernah belajar pada seorang senior yang saya segani. Menurut saya dia lah pendaki gunung terhebat yang pernah terlahir di kota ini (Demak). Dia menggerakkan seluruh pecinta alam di kota ini dengan mengadakan pendakian massal. Peminatnya sangat banyak dan diadakan dengan rutin setiap beberapa bulan sekali. Pendakian massal yang diadakan hanya semata mata bertujuan untuk mempertemukan semua pendaki gunung di kota ini tanpa memperoleh keuntungan berupa materi apapun.

Beberapa tahun kemudian setelah saya terjun dalam lingkungan MAPALA. Di lingkungan ini banyak MAPALA yang mengadakan pendakian massal. Beberapa persamaan yang menjadi acuan dasar setiap MAPALA dalam menyelenggarakan Penmas adalah “Keuntungan materi menjadi tujuan yang paling tidak terfikirkan dalam pelaksanaanya”. Terlepas dari banyak tujuan yang mendasari pelaksanaan penmas, kegiatan ini tentu saja meninggalkan dampak positif dan negatif.

Mendaki gunung dengan jumlah personil yang sangat banyak dapat merusak jalur pendakian. Jalur pendakian adalah sesuatu yang dinamis. Saat beberapa orang mendaki melewati sebuah jalur pendakian tentu saja akan meninggalkan jejak. Jejak itu akan terhapus oleh hujan dan binatang binatang sehingga saat team lain kembali melewati jalur yang sama ke alamianya masih terjaga. Selain itu saat mendaki gunung tak jarang para pendaki gunung melakukan kontak dengan tumbuhan. Kadang ada tumbuhan yang di potong karena menghalangi jalan, ada juga tumbuhan yang mati karena terinjak injak atau di jadikan pegangan tangan oleh pendaki. Tapi semua itu akan kembali setelah beberapa hari karena jalur pendakian itu dinamis. Tumbuhan yang mati akan tumbuh lagi dan mulai menghiasi jalur pendakian. Tapi saat kita mendaki dengan jumlah personil yang sangat banyak tentu saja menimbulkan dampak yang lebih besar sehingga waktu pemulihanya juga lebih lama.

Saat mendaki gunung para pendaki biasanya di ajarkan untuk membawa pulang semua sampah yang berbentuk plastik. Okelah anggap saja dalam pendakian massal semua sampah plastik di bawa turun walau tidak demikian pada kenyataanya. Tapi mereka tidak akan membawa turun kotoran mereka sendiri. Jika jumlah kotoran manusia sedikit maka dengan cepat akan pulih. Selain itu juga tidak menimbulkan aroma yang terlalu menyengat. Bagimana jika jumlahnya banyak, saya rasa akan tampak seperti Penampungan kotoran manusia dalam volume besar.

Dampak positif yang paling nyata dalam pendakian massal adalah para pendaki bisa saling mengenal dengan pendaki gunung dari daerah lain. Hal ini membuat kita bisa mengenal lebih banyak orang dan mendapatkan teman teman baru. Penmas juga menjadi semacam fasilitas bagi para pendaki yang ingin mendaki gunung tapi tidak mempunyai teman mendaki dan tidak paham jalur pendakian yang akan dilewatinya.

Selain itu pendakian massal juga dapat menjadi pilihan yang tepat bagi orang orang yang masih awam dalam pendakian gunung. Mereka hanya tinggal mengikuti intruksi dari panitia penmas agar bisa sampai di puncak. Umumnya penmas telah memperhitungkan kemungkinan terburuk pada kegiatan ini sehingga mereka mempunyai kesiapan lebih dalam pelaksanaanya seperti persiapan Peralatan Cadangan, Tim Medis, P3K dll. Dengan adanya penmas setidaknya dapat menambah jumlah pendaki gunung.

Penmas juga memberikan keuntungan bagi warga di sekitar basecamp jalur pendakian. Dengan banyaknya jumlah pengunjung maka penghasilan warga di sekitar basecamp akan meningkat. Penmas memberikan keuntungan bagi para pedagang makanan dan souvenir, penyedia jasa transportasi, penyedia jasa penginapan dll. Penmas juga memberikan keuntungan bagi pihak sponsor (jika ada). Penmas akan membuat nama produk mereka lebih terkenal sehingga menambah jumlah peminatnya.

Bagaimanapun juga pendakian massal akan menimbulkan dampak positif dan negatif. Kita dapat mengambil dampak positifnya dan mencari solusi untuk dampak negatifnya. Pro kontra dalam pelaksanaan penmas pasti selalu ada. Tapi satu hal yang perlu di ingat adalah mendaki gunung dengan cara apapun kita tetaplah sama, seorang pendaki gunung dengan tujuan yang sama.

SALAM LESTARI

        

Jumat, 22 Juni 2012

5 Gunung pulau jawa dengan Sabana Terindah



Salah satu daya tarik untuk mendaki gunung adalah adanya pemandangan yang indah di atas sana. Pemandangan tersebut dapat berasal dari sebuah Danau, sebuah puncak, Hutan Belantara, Hutan Lumut, Sungai, Sabana dll. Pada tulisan kali ini saya akan mencoba berbagai keindahan tentang beberapa sabana  yang ada di atas gunung

1. Gunung Gede



Alun alun Suryakencana adalah salah satu sabana terbaik di pulau jawa. Untuk mencapai tempat ini para pendaki bisa melewati jalur pendakian Cibodas ataupun gunung Putri.

Di tempat ini juga terdapat aliran sungai sehingga menjadikan sabana ini sangat cocok untuk bermalam. Hamparan Edelweis juga akan memanjakan mata para pendaki yang berkunjung ke tempat ini. Dari sabana ini butuh waktu sekitar 45-60 menit untuk menuju ke puncak Gede


2. Gunung Arjuna


Jika mendaki gunung arjuna dari jalur Lawang maka para pendaki akan melewati sebuah sabana yang cukup indah. Di pos 2 jalur pendakian Lawang ada pertigaan yang keduanya sama sama menuju ke pos 3.

Jika para pendaki memilih jalan ke kanan maka pendaki akan lebih cepat sampai di pos 3 dengan jalan yang lebih menanjak dan membentang di atas punggungan bukit. Jika pendaki memilih jalan ke kiri maka pendaki akan melewati jalanan yang lebih landai di tengah padang sabana.




3. Gunung Sumbing


Untuk mendaki gunung sumbing terdapat banyak jalur yang bisa di lalui. Jalur yang paling populer untuk mendaki gunung ini adalah jalur Garung. Namun jika anda ingin mendapatkan sesuatu yang berbeda anda bisa mencoba jalur pendakian Cepit. Jalur ini terletak di desa cepit yang mana adalah jalur utara untuk menuju puncak Sumbing dan masih termasuk kawasan Temanggung. Setelah melewati pos 3  mata anda akan dimanjakan dengan hamparan sabana yang luar biasa indahnya. Jalur ini bisa di pastikan lebih indah dari pada jalur garung


4. Gunung Semeru


Semeru adalah gunung paling indah di pulau jawa sehingga wajar saja jika semeru menyumbangkan salah satu tempat terindahnya untuk tulisan ini. Sabana oro oro ombo tentunya sudah sangat tenar di telinga para pendaki.

5. Gunung Merbabu


Untuk menuju puncak merbabu anda bisa melewati jalur Chuntel, Wekas, Thekalan, Selo dll. Jalur terpanjang menuju puncak Merbabu adalah jalur thekelan. Sedangkan jalur terindah menuju puncak Merbabu adalah jalur Selo.

Gunung Merbabu jalur Selo akan memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pendaki yang melewatinya. Gunung merapi di seberang langit akan turut memberikan pemandangan bagi anda yang suka dengan keindahan. Dan menurut saya ini adalah sabana terbaik di pulau jawa


Sekian tulisan kali ini semoga bisa bermanfaat bagi para pembaca. Semoga hijaunya sabana bisa menginspirasi kita untuk lebih menghijaukan bumi.

SALAM LESTARI

Jumat, 15 Juni 2012

Reuni MAPALA Se-Jateng & DIY

Reuni MAPALA se Jateng dan DIY ini diadakan oleh gabungan 3 OPA setempat. Acara ini dilaksanakan di Bumi Perkemahan Si Petung yang terletak di lereng gunung Sumbing. Acara ini dihadiri oleh kurang lebih 500 peserta dari segala penjuru Jateng & DIY termasuk SHERPA Geodesi UNDIP

Pada malam harinya di adakan acara ramah tamah untuk lebih mempererat solidaritas antar MAPALA. Pada keesokan harinya dilakukan Upacara Apel pagi dengan bapak Camat setempat sebagai pembinanya. Setelah itu juga ada pelatihan ilmu P3K dan Navigasi Darat bagi para peserta. Tidak lupa juga diadakan acara penanaman pohon untuk membantu mengatasi Pemanasan Global






Dialog anak anak SHERPA dg bapak Camat 






XPDC Gn. Merbabu


Gunung ini terletak di wilayah Magelang dan Boyolali dengan ketinggian 3242  mdpl. Puncak Gn.Merbabu dapat ditempuh dari 4 jalur yaitu Cunthel, Thekelan (8 jam),  Wekas (6 jam)  atau dari Selo (6 jam). Pemandangan gunung merbabu merupakan selah satu yang terindah di tanah jawa sehingga banyak orang yang mengunjunginya

Gunung ini di kenal memiliki 7 buah puncak dengan 2 puncak tertinggi yaitu puncak Syarif (3119 mdpl) dan Puncak Trianggulasi (3142 mdpl). 5 puncak lainya adalah Watugubuk, Watutulis, Gegersapi, Ondorante dan Kentengsongo. Gunung ini juga memiliki 5 buah kawah yaitu  kawah Condrodimuko, kawah Kombang, Kendang, Rebab, dan kawah Sambernyowo. 

Team SHERPA waktu itu terdiri dari 10 orang dan memilih mendaki gunung Merbabu dari jalur Thekelan yang merupakan jalur terpanjang menuju puncak Merbabu. 













Penanaman Mahoni di Lingkungan Kampus

Acara ini adalah acara penanaman pohon Mahoni di sekitar lingkungan kampus Teknik Geodesi UNDIP. Acara ini bekerjasama dengan Departemen Sosial HMTG. Kami menunjukkan bakti kami pada alam dengan mulai menghijaukan kawasan kampus. Selain itu kami juga membuktikan keberadaan kami di teknik geodesi UNDIP dengan ikut peduli pada Lingkungan kampus Teknik Geodesi UNDIP

Semoga suatu saat ketika kami kembali beberapa tahun lagi kami masih bisa melihat apa yang telah kami tanam dan kami pun dapat tersenyum dengan bangga karena setidaknya bisa meninggalkan sesuatu untuk kampus tercinta

SALAM LESTARI

SHERPA

Solid, Solid, Solid ,,,,











XPDC Gn. Lawu


XPDC gn. Lawu ini adalah acara pengenalam alam untuk calon anggota Sherpa. Gunung lawu dipilih karena mempunyai jalur pendakian yang tidak terlalu berat, selain itu juga karena lokasinya yang relatif dekat. Panitia acara ini adalah angkatan 1 dan diikuti oleh 10 orang peserta calon angkatan 2

Gunung ini terletak di perbatasan propinsi jateng dan jatim dengan ketinggian  3265 mdpl. Gunung Lawu dapat didaki lewat Cemoro Kandang (Jawa Tengah) atau Cemoro Sewu (Jawa Timur), jarak kedua tempat ini tidaklah begitu jauh sekitar 500 Meter. Untuk sampai di puncak butuh waktu sekitar 6-7 jam dari cemoro sewu dan 7-8 jam dari cemoro kandang. 

Gunung ini adalah gunung paling dingin di tanah jawa. Pada pagi hari suhunya bisa mencapai sekitar -10 derajat celcius. Keunikan lainya gunung ini adalah adanya edelweis berwarna ungu di kawasan puncaknya

Pada hari jumat sore semua peserta berangkat dari kampus tercinta menuju gunung Lawu yang terletak di Karanganyar Solo. Team Leader sudah mencari rumah yang digunakan untuk tempat singgah para peserta. Pada malam harinya para peserta tidur di rumah yang telah di sewa

Pagi harinya semua peserta mulai bergerak menuju puncak. Kami menggunakan jalur Cemara Sewu yang relatif lebih pendek di banding jalur jalur lain. Sekitar jam 2-3 sore semua peserta telah sampai di Warung Mbok yem yang terletak di ketinggian 3000 Mdpl. Salah satu alasan untuk menjadikan gunung ini tempat pengenalan alam anggota baru adalah adanya Warung di dekat puncak sehingga kami bisa membeli makan dan singgah di warung tersebut. Warung itu mungkin satu satunya warung di puncak gunung yang ada di Indonesia. Para pendaki dapat menginap di warung tersebut karena Warung tersebut mampu menampung sekitar 70 – 100 orang.

Banyak sekali tempat-tempat yang dikeramatkan oleh masyarakat sehingga tidak hanya anak muda, tetapi banyak orang tua yang mendaki gunung Lawu untuk berjiarah. Argodalem adalah keraton makam keramat prabu brawijaya. Di sekitar keraton terdapat rumah yang terbuat dari botol sehingga para pendaki sering menyebutnya rumah botol

Keesokan harinya semua mulai bergerak menuju puncak Lawu yang hanya membutuhkan waktu 15 menit. Keadaan puncak lawu pagi itu tidak terlalu cerah. Namun bagaimanapun juga tetap terdapat keindahan di sini. Semua peserta terlarut dalam bangga karena mungkin hanya kami lah beberapa orang dari Teknik Geodesi UNDIP yang pernah berada di sini. Selain itu kami juga bangga karena telah menaklukkan ego yang ada dalam diri untuk bisa sampai di tempat ini bersama sama ,,,,

Solidaritas Selamanya

SHERPA

Solid, Solid, Solid









Gerbang Pendakian Cemoro Sewu



















Warung Mbok Yem


Rumah Botol


Puncak Lawu






Senin, 09 April 2012

Perencanaan Pendakian


Managemen Pendakian

            Inilah hal paling penting dalam suatu pendakian gunung. Jika kita punya kemampuan mendaki yang hebat serta alat alat gunung yang canggih tapi tidak bisa merencanakan pendakian dengan baik sama saja seperti Tentara yang tak tau kapan harus menggunakan senjatanya. Kesuksesan suatu pendakian gunung sangat bergantung pada perencanaan pendakian. 

Terkadang kita ingin mendaki gunung tapi tidak punya alat alat yang lengkap, terkadang kita ingin mendaki gunung tapi fisik kita tak terlalu kuat, Perencanaan pendakian anda lah yang bisa mengatasi hal itu. 

Saya rasa bukan masalah besar jika kita tidak punya tenda untuk mendaki gunung. Berarti anda harus mencari informasi tentang kondisi pos pos yang ada di gunung tersebut. Pos yang mempunyai atap akan menjadi tempat camp anda malam itu

Tenda adalah alat yang melindungi kita dari angin dan hujan agar tidak kedinginan. Jadi kalau kita tak membawa tenda kita harus mempersiapkan sesuatu untuk mengatasi rasa dingin yang luar biasa. Jika kita tidak membawa tenda kita wajib membawa Sleeping Bag, matras, ponco serta jaket yang lebih tebal dari biasanya. Terkadang pisau bisa membunuh lebih banyak orang daripada pistol, tergantung pada siapa penggunanya. Sama halnya dengan cara kita memanfaatkan peralatan pendakian sebaik mungkin

Jika dingin mulai menyentuh kulit kita yang terbalut jaket tebal dalam SB berarti kita harus memanipulasi senjata kita dengan sedikit kecerdasan. Panaskan air lalu masukkan ke dalam botol dan masukkan botol tersebut ke dalam SB. Panas yang ada dalam botol akan berpindah ke udara yang ada di dalam SB sehingga SB kita terasa lebih hangat

Alangkah baiknya jika kita tau kekuatan fisik kita sebelum merencanakan pendakian sehingga rencana kita bisa sesuai dengan kemampuan fisik kita. Dalam 1 hari berapa jam anda mampu berjalan, berapa liter air yang anda habiskan dan berapa jumlah minimal makanan yang anda konsumsi. Sehingga kita bisa merencanakan waktu, air dan logistik secara efektif

Kita tidak akan membuat perjalanan sepanjang 10 jam jika kita hanya mampu berjalan 8 jam per hari. Kita akan membuat camp terlebih dahulu dan melanjutkan perjalanan esok.

Kita harus mencari data lengkap tentang gunung yang akan kita daki. Jarak antar pos dan waktu tempuhnya beserta hal hal lainya. Misalnya jika kita akan mendaki gunung Semeru kita harus memperhitungkan transportasi dari Tumpang ke ranupane yang mana kita akan naik mobil sayur yang hanya ada pada waktu pagi hari. Kan konyol rasanya jika kita sampai di tumpang jam 9 pagi dan terpaksa bermalam di situ sambil menunggu pagi berikutnya

Lain halnya dengan gunung latimojong, transportasi menuju basecamp latimojong (Desa Pasui - Rantelemo ) hanya ada waktu hari pasar yaitu hari senin dan kamis. Jika kita sampai di sana hari jumat kita akan terkatung katung menunggu hingga hari senin

Usahakan tempatkan perjalanan yang paling panjang pada hari pertama karena fisik kita masih segar. Jadi usahakan perjalanan pertama adalah yang paling jauh. Berjalanlah sejauh mungkin dan selama mungkin karena hari hari berikutnya kita tidak akan se bugar ini lagi. 

Jangan terlalu sering camp di gunung karena itu hanya akan membuat perbekalan anda bertambah berat. Jika tas kita semakin berat maka kita akan berjalan semakin lambat. Lebih baik kita berjalan cepat dengan beban ringan sehingga bisa mendaki dengan cepat tanpa sering camp

Lamanya pendakian berhubungan erat dengan bekal yang akan kita bawa. Semakin lama kita di gunung maka bekal pendakian kita akan semakin banyak. Pilihanya hanya ada 2, yang pertama membawa banyak barang, kita jalan dengan pelan dan kita lama di gunung. Yang ke 2 membawa sedikit barang, kita jalan dengan cepat dan kita tak perlu lama lama di gunung. Kita menentukan pilihan berdasar pada tujuan pendakian kita. Jika tujuanya memang untuk piknik maka pakai saja pilihan pertama. Jika tujuanya untuk Expedisi sebaiknya pakai pilihan ke 2

Kita juga harus membaca kondisi alam untuk merencanakan waktu pendakian. Umumnya pendaki akan sampai di puncak pada pagi hari sekitar jam 6 sampai jam 10. Biasanya jam 10 lebih kawasan puncak akan mulai berkabut dan badai

Satu lagi yang tak kalah penting, kita juga harus menghormati mitos yang beredar di gunung. Misal jika kita mendaki gunung argopura kita tidak boleh melakukan perjalanan pada malam hari karena banyaknya gangguan dari makhluk halus. Sebaiknya hormati itu

Kesimpulanya dalam merencanakan waktu pendakian kita harus memperhitungkan Ketersediaan transportasi, Waktu tempuh gunung, Kemampuan tempuh team, tujuan pendakian dan Kondisi alam

Setelah waktu ditentukan maka kita akan membawa jumlah air dan logistik sesuai dengan lamanya waktu pendakian

Kita tidak akan membawa air sebanyak 15 Liter jika kita hanya membutuhkan air 5 Liter saja. Kita juga harus menyediakan air untuk berjaga jaga dari kemungkinan terburuk tapi bukan sebanyak 10 Liter. Membawa sia sia air sebanyak 10 Liter adalah musibah terburuk anda

Kita juga harus membawa logistik se efektif mungkin. Tapi Alangkah baiknya jika kita sudah mempersiapkan menunya sejak awal. Pagi hari pertama kita akan makan Nasi dan Sarden, Siang hari pertama kita akan makan Mie Instan, Malam hari pertama kita akan makan Nasi dan Sosis. Jadi kita tau apa saja yang akan kita bawa beserta jumlahnya. Jangan lupa bawa logistik cadangan untuk menghadapi kemungkinan terburuk. Kita juga harus pintar pintar menyusun menu. Kita harus makan nasi sebagai penghasil tenaga utama sebelum melakukan summit attack (Perjalanan terakhir menuju puncak dan biasanya perjalanan paling berat). Usahakan menunya variatif, Jika pagi kita makan nasi mungkin siang kita bisa makan mie ato roti lalu kembali makan nasi pada malam harinya agar gizi kita terjaga

Berbicara masalah gizi kita juga harus memperhitungkan kandungan yang ada dalam makanan. Saya lebih baik makan roti daripada mie instan karena roti dapat memberi karbohidrat lebih besar daripada mie. Karbohidrat adalah penghasil tenaga bagi tubuh. Fungsi mie hanya memberi rasa kenyang pada perut bahkan terkadang malah menjadi beban dalam perut

Setelah kita menyusun jadwal pendakian, peralatan, air dan logistik yang akan kita bawa sebaiknya kita juga menyediakan Plan B, plan C, plan D dst untuk menghadapi kemungkinan terburuk yang akan di hadapi

Logistik, air dan peralatan bergantung pada waktu pendakian. Sedangkan waktu pendakian bergantung pada faktor alam. 

Misalnya jika kita sedang mendaki gunung semeru. Kita tidak boleh berada di puncak semeru jam 10 lebih karena angin bergerak ke arah puncak membawa racun dari kawah jonggringsaloka. Parahnya lagi jika pada waktu pagi hari terdapat kabut yang tebal kita tidak akan bisa membedakan yang mana letupan kawah beracun dan yang mana kabut. Ketika cuaca buruk banyak pendaki yang menunggu berhari hari di pos kalimati untuk melakukan summit attack ke puncak. Tentu saja hal itu akan merusak rencana yang telah kita buat dengan matang. Kita tidak akan bisa sampai ke puncak jika tidak memiliki plan A, plan B plan C dan Plan D

Jika merencanakan pendakian ibarat merencanakan sebuah misi penyerangan. Kita harus membawa amunisi sesuai dengan tempatnya. Kita tak akan menggunakan bom untuk peperangan di tambang minyak, kita tidak akan menggunakan pisau untuk menyerang sebuah Tank. Kita juga harus tau kapan kita harus menggunakan pisau, senapan atau bom. Dan yang terpenting adalah tangan yang memegang senjata, bukan senjata apa yang kita pegang




Di Tulis Oleh : Adriyano Louizzao